BUKU KOSONG YANG TELAH DIISI
Aku masih sebuah buku tanpa garis berwarna kuning,
yang pernah kamu tulis dengan tangan serta hatimu dan tidak terasa, ternyata sudah
banyak sekali kertas yang berisi tulisan. Mulai kalang kabut ceritanya, tidak
jelas benang merahnya. Aku pun mulai bingung, mulai mempertanyakan.
Sementara itu, saat kamu sedang tidak menulis, aku
hanya menunggu sembari membaca tulisanmu yang dulu. Aku melarang orang lain
untuk menulis atau sekedar mencorat – coret di lembar – lembar kosongku. Tapi
alih – alih bercerita, untuk membuka lembar – lembar terdahulu saja sepertinya kamu
sudah tidak mau. Atau mungkin kamu sedang bernostalgia dengan buku lamamu yang
baru saja kamu temukan entah dimana itu. Buku yang lebih bagus, sesuai dengan
karaktermu, buku yang lebih mencerminkan dirimu. Sepertinya satu diantara tiga
tebakanku cocok atau mungkin malah ketiganya benar.
Kamu tau? Tulisan dan ceritamu ini indah, walaupun
masih banyak penulisannya yang masih kurang tepat, tapi tidak apa, masih aku
maklumi-toh manusia tidak ada yang sempurna bukan? Betapa alangkah baiknya,
jika cerita – cerita ini kamu kemas dengan kejujuran, aku tidak berkata bahwa
semua ceritamu ini hanya bualan tapi akan lebih sempurna jika aku menikmatinya
dengan apa adanya. Seperti di awal.
Sudah jarang kamu tulis lirik lagu kesukaanmu,
sekarang yang lebih sering kamu tulis adalah keluh kesah mengenai apapun itu. Juga
tentang tugas – tugas yang menggunung, yang kamu bingung harus menyelesaikan
dari mana dahulu. Dan yang kudapati juga di kertasku adalah sebuah pengingat,
jadi kamu akan datang ke aku jika kamu melupakan sesuatu.
Aku tidak tahu kenapa kamu mulai jarang dan bahkan sekarang
berhenti untuk menulis. Aku tidak menyalahkan semangatmu, penamu atau apapun
itu yang membuatmu ingin menulis di sini. Dan aku pun sudah tidak ingin mencari
tau alasan dari pertanyaan-pertanyaanku. Lebih baik aku menjaga kertas – kertas
ini agar tidak rusak lagi seperti saat terkena hujan kemarin. Karena aku ingin
orang – orang bisa mendongengkanku dengan petualangan yang seru ini dengan
keadaan kertas yang masih baik. Aku ingin banyak orang terinspirasi dengan
cerita – cerita yang ada di dalam diriku.
Mengenai kota dan gunung, sudah ada rencana di salah
satu lembar diriku mengenai kedua hal tersebut. Aku ingin berkenalan dengan
kota yang baru serta merasakan rimbunnya pohon – pohon di gunung. Sepertinya akan
menyenangkan.
Untuk penanda, sudah
kucabut dari terakhir kali kertas yang kamu tulis. Sudah kualihfungsikan sebagai
pengingat dimana terakhir kali orang lain membaca bukan lagi pengingat dimana
terakhir kamu menulis.
Bangsat:")
BalasHapusTerima kasih spy sudah membaca ;)))
Hapus