Buku Kosong yang Perlu Diisi

Aku adalah sebuah buku tanpa garis berwarna kuning yang kamu tulis dengan tangan serta hatimu. Menggunakan pena seadanya, mulailah kamu bercerita tentang kehidupanmu yang luar biasa.


Semua cerita berawal dari suatu lokasi dan suasana yang berbeda – beda: kelas, halaman, rumah makan, bis, telfon, sedih, senang, masa lalu, rencana. Hampir utuh seperti membangun sebuah candi berjumlah 1000 dalam waktu semalam. Kamu terus menulis dengan asyik dan aku menikmatinya karena memang fungsiku seperti itu. Walaupun, aku merasa bingung di awal halaman karena kamu menulis tanpa judul apapun.

Lembar demi lembar akhirnya terisi, tidak hanya tulisan tapi ada juga gambaran. Gunung dan latar kota menjadi pilihanmu, aku suka dengan hal baru. Yang akhirnya aku bisa melihat sedikit gambaran gunung yang mengagumkan, terjal, rimbun dan hangat serta gambaran kota yang sibuk, sesak dan terkadang jahat. Andai aku bisa berbuat sesuatu, sudah aku coba untuk berkenalan ke salah satu gunung dan merasakan betapa kerasnya kota.

Mulai ke halaman tengah, kamu coba tulis beberapa lirik lagu. Potongan lagu dari penyanyi favoritmu yang terus kamu tulis di halaman kosong, tidak ada celah lagi! Kuresapi setiap bait lirik yang ada, menolak tapi kemudian bisa suka. Sebagian besar bertemakan cinta-kasih-sayang, hanya cara penyajiannya saja yang berbeda, menurutmu.

Belum selesai hingga ke halaman akhir, hujan datang meninggalkan jejaknya di kertas – kertas kosong miliku. Kamu rawat kertas – kertas yang basah itu, mecoba mengembalikan seperti semula. Jangan kamu lanjutkan dulu tulisanmu, sabar, kertas ini belum sepenuhnya kering. Coba periksa pena milikmu, apakah tintanya masih banyak atau tinggal sisa karena kamu terlalu semangat menulis.

Tapi hingga di halaman ini, aku sangat menikmati segala bentuk ceritamu. Mungkin kalau buku ini bisa selesai kamu tulis, akan masuk ke genre adventure karena cerita – ceritamu adalah sebuah perjalanan panjang yang aku rekam dan suatu saat orang lain bisa membacanya.

Dan di malam ini, ceritamu belum berlanjut lagi. Aku tidak tahu masih adakah hasratmu untuk menulis atau masih adakah cerita yang ingin kamu bagi untuk kertas – kertas kosongku yang mungkin sudah berubah warna karena terkena hujan kemarin. Sudah kusediakan penanda untuk halaman terakhir tulisanmu agar kamu tidak lupa.

Komentar

  1. Keren, i'm proud of you...👍😄

    BalasHapus
  2. Bucin terselubung. Ng akhir cari aman dikasih quotes tema menulis, hilih. Pinter juga kamuflasenya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya Sampai Juga

I'll through this